Sabtu, 05 Oktober 2013

Stronsium


STRONSIUM
Lambang                                :           Sr
Konfigurasi elektron             :           [Kr] 5s2
                                                            2, 8, 18, 8, 2
Keberadaan dialam sebagai :           sebagai selestit (SrSO4) dan strontianit (SrCO3).
                                                            Stronsium digunakan sebagai bahan pembuatan kembang                                                                 api.
Kelimpahan/Jumlahnya       :           Stronsium berada di kerak bumi dengan jumlah 0.03%
Sifat-sifat                                :
Strontium lebih lunak dibanding kalsium dan terdekomposisi dalam air secara cepat. Ia tidak menyerap nitrogen dibawah suhu 380 derajat Celcius. Elemen ini harus direndam dalam minyak tanah (kerosene) untuk menghindari oksidasi. Logam strontium yang baru terbelah memiliki warna keperak-perakan, tapi dapat dengan cepat menjadi kuning jika teroksidasi. Logam ini jika terbelah secara halus dapat terbakar di udara secara spontan. Garam-garam strontium memberikan warna yang indah pada lidah api dan digunakan di pertunjukan kembang api dan produksi flares. Strontium alami merupakan campuran dari 4 isotop yang stabil.
Kegunaan                              :          
Sebagian besar stronsium saat ini digunakan dalam pembuatan tabung gambar televisi berwarna. Strontium juga digunakan dalam memproduksi magnet ferrite (kombinasi stronsium dengan besi) dan dalam penyulingan seng. Strontium titanate merupakan bahan menarik untuk aplikasi optik karena memiliki indeks pantul yang tinggi dan dispersi optik yang lebih besar daripada berlian. Senyawa ini dapat dipotong menjadi batu permata, khususnya sebagai tiruan berlian. Namun,  karena sangat lembut dan mudah tergores sehingga jarang digunakan. . Senyawa tidak ditemukan secara alami di alam dan telah digunakan sebagai batu permata, tetapi sangat lunak.
Dua senyawa strontium, strontium karbonat (SrCO3) dan strontium nitrat (Sr(NO3)2), terbakar dengan nyala merah terang dan digunakan dalam kembang api dan suara sinyal. Strontium karbonat juga digunakan untuk membuat jenis tertentu dari kaca dan merupakan bahan dasar untuk membuat senyawa stronsium lainnya. Stronsium klorida kadang-kadang digunakan dalam pasta gigi untuk gigi sensitive. Stronsium ranelate digunakan dalam pengobatan osteoporosis. Ini adalah obat resep di Uni Eropa, tapi tidak di Amerika Serikat.

Pembuatan                             :
Stronsium ditemukan tahun 1790 oleh Adair Crawford, seorang kimiawan Irlandia,  saat mempelajari witherite mineral (BaCO3). Ketikawitherite dicampurkan dengan asam klorida (HCl), dia tidak mendapatkan hasil yang diharapkan. Dia menganggap bahwa sampelwitherite sudah tercemar dengan mineral yang tidak diketahui, mineral itu ia beri nama strontianite (SrCO3).
Stronsium pertama kali diisolasi tahun 1808 oleh Sir Humphry Davy, seorang ahli kimia Inggris, melalui elektrolisis dari campuran strontium klorida (SrCl2) dan oksida merkuri (HgO). Strontium diperoleh dari dua bijih yang paling umum, celestite (SrSO4) dan strontianite (SrCO3),dengan memperlakukan mereka dengan asam klorida, membentuk strontium klorida.

Telah dilakukan pembuatan dan karakterisasi magnet Strontium Ferrite (SrO.5,6Fe3O4) dengan bahan dasar pasir besi sebagai upaya pemanfaatan deposit pasir besi Indonesia yang melimpah. Pembuatan Strontium Ferrite dilakukan dengan metode metalurgi serbuk. Hematit (α-Fe2O3) hasil pengolahan pasir besi dan Strontium Carbonat (SrCO3) dicampur dengan cara digiling basah selama 6 jam. Hasil penggilingan dikeringkan dalam oven dan disaring dengan saringan 400 mesh. Kalsinasi dilakukan pada temperatur 1200 oC selama 3 jam. Hasil kalsinasi digiling ulang dan ditambahkan CaO dan SiO2 sebagai bahan aditif, kemudian digiling basah 16 jam. Setelah ditambah perekat berupa polyvinyl Alcohol (PVA) serbuk magnet dicetak dibawah tekanan sebesar 3 ton. Hasil cetakan berupa silinder disinter pada temperatur 1250 oC selama 1 jam. Struktur kristal serbuk magnet hasil sintesis dikarakterisasi dengan metode XRD, sedangkan sifat-sifat kemagnetannya diukur dengan menggunakan alat Permagraph tipe MPS. Hasil karakterisasi dengan XRD menunjukkan bahwa Strontium Ferrite hasil sintesis pasir besi memiliki struktur kristal yang bersesuaian dengan serbuk produk komersial (PT. NX. Indonesia). Sementara itu dari hasil pengukuran dengan permagraph diperoleh bahwa magnet Sr Ferit hasil sintesis memiliki induksi remanen (Br) sebesar 1,195 kG, koersivitas (Hc) sebesar 1,4205 kOe, nilai energi produk maksimum (BH)maks sebesar 0,265 MGOe dan nilai kerapatan sebesar 4,555 g/cm3. Belum sesuainya sifat magnetik hasil sintesis ini dibanding produk komersial diperkirakan karena perbedaan berbagai proses pasca kalsinasi.


Ciri-ciri umum
stronsium, Sr, 38
Dibaca
25s
87.62
[Kr] 5s2
2, 8, 18, 8, 2

Sifat fisika
Massa jenis (mendekatisuhu kamar)
2.64 g·cm−3
Massa jenis cairan pada t.l.
2.375 g·cm−3
1050 K1431 °F 777 °C, ,
2520 °F 1382 °C, 1655 K,
136.9 kJ·mol−1
26.4 J·mol−1·K−1
P (Pa)
1
10
100
1 k
10 k
100 k
at T (K)
796
882
990
1139
1345
1646

Sifat atom
2, 1[1] (oksida basakuat)
0.95 (skala Pauling)
pertama: 549.5 kJ·mol−1
ke-2: 1064.2 kJ·mol−1
ke-3: 4138 kJ·mol−1
215 pm
195±10 pm
249 pm


Isotop paling stabil
Artikel utama: Isotop dari stronsium
DE (MeV)
82Sr
25.36 h
-
82Rb
83Sr
1.35 d
ε
-
83Rb
1.23
83Rb
0.76, 0.36
-
84Sr
0.56%
Sr stabil dengan 46 neutron
85Sr
64.84 d
ε
-
85Rb
γ
0.514D
-
86Sr
9.86%
Sr stabil dengan 48 neutron
87Sr
7.0%
Sr stabil dengan 49 neutron
88Sr
82.58%
Sr stabil dengan 50 neutron
89Sr
50.52 d
ε
1.49
89Rb
0.909D
89Y
90Sr
28.90 y
β
0.546
90Y