Rabu, 18 Maret 2015

Secercah Cahaya Keindahan di Alamku


Hai blogger. Sudah lama tidak ada postingan baru di blog ini. Maaf atas ketidaknyamanan di laman ini ya. 
Ohiya, kali ini saya mau posting tentang paragraf deskriptif. Taukan paragraf deskriptif itu lebih menonjolkan karakteristik cerita sehingga memudahkan kita membayangkan jalan sebuah cerita tersebut. Jangan sampai tertukar ya antara Paragraf deskriptif dengan Paragraf Narasi. Disini sering banget ketuker. Ini contoh dari Paragraf deskriptif kebetulan saya buat ini pas lagi ujian praktek bahasa indonesia berdasarkan gambar pemandangan yang diberi oleh guru pengajar. check it out!
lukisan pemandangan-lukisan pemandangan alam
(Sumber gambar : lukisan-pemandangan-di-sawah-padi )

Tema : Keindahan Bahari Alam Indonesia
Secercah Cahaya Keindahan di Alamku
Karangan : Widia Angelina

            Aku terbangun mendengar nyanyian burung-burung pipit di atap rumahku. Aku beranjak dari tempat tidurku dan segera kubuka jendela kamarku. Semilir udara pagi menggelitik bulu romaku. Mataku terbuka lebar bahkan tak berkedi menyoroti pemandangan di luar rumah dari muka jendela kamarku. Tak sadar aku melamun dan tersenyum sendiri mengagumi alam ini. Kurasa Tuhan menciptakan alam ini ketika Ia tersenyum.
            Si raja siang mulai menampakkan diri dari persembunyiannya. Menyinari seluruh alam ini hingga taka da satupun kegelapan yang tertinggal. Kakiku menarik-narik diriku menuju hilir sungai yang tak jauh dari tempat kediamanku. Sungai itu sungguh suci dan juga memancarkan kilauan yang memanjakan kedua bola mataku. Batuan sungai dan ikan-ikan kecil terlihat jelas dari atas permukaan, memang sungai itu indah dan jernih sekali.
            Dari tepi sungai, ku lihat para petani dengan kaki telanjang berjalan menuju hamparan padi yang terbentang luas di sekitar sini.  Perawakan mereka berbinar bak kilauan padi yang siap dipanen. Benar saja, padi yang mereka tanam sudah merunduk dan menunjukkan keemasannya yang menandakan padi siap dipanen. Pantas saja, para petani itu terlihat sangat bersuka cita sambil membawa celurit dalam genggaman tangan kirinya. Aku pun tidak mau ketinggalan, aku juga ingin mengikuti rasa suka cita mereka. Tak lama aku beranjak melangkah menyusul mereka. Para petani itu sibuk sekali memanen kebahagiaan itu.
            Sembari melangkah, mataku tertancap dan terpanah pada pegunungan di atas sana. Pegunungan itu juga begitu teduh dan luar biasa cantiknya. Lihat saja di atas puncak gunung itu terselimuti kumpulan kapas putih yang menyilaukan mataku.  Menarik hasratku untuk menaklukkan gunung itu. Dari bawah sini saja, diriku sudah tercengang melihat keindahan alam ini. Tak terbayang, aku akan diam seribu bahasa jika menatap keindahan alam ini dari atas sana.
            Tempat ini begitu luar biasa indahnya bagaikan surge yang memberi kenyamanan bagi setiap orang yang berada di dalamnya. Tuhan saja tersenyum menciptakan alam ini, terlebih diriku, tak kuasa menahan puji syukur kepadaNya. Terima kasih Tuhan atas ciptaanMu. Aku berjanji akan selalu menjaga semua ini.